Ayatdibawah ini adalah ayat yang menafikan bahwa Allah tidak sama dengan siapapun dari makhluk-makhluknya. Karena nama-nama Allah semuanya husna (di puncak kebaikan) dan sifat-sifatnya 'ulya (tinggi dengan kesempurnaan ketinggian-Nya) dengan tidak ada cacat didalamnya,. Nah untuk diketahui bahwa Allah tidak serupa dengan sesuatu apapun. Ruhkuyang MENYEMBAH ALLAH DZAT WAJIBUL WUJUD - WUJUDUL MUKHDO Maha Suci, yang BERDIRI PADA SIFAT "LAISA KAMISLIHI SYAIUN" Artinya orang yang membawa karakter juz 30 mempunyai multi karakter. Lambang huruf hijaiyyahnya Yaa, yang berarti inti, kandungan, dasar. Huruf Yaa merupakan huruf yang dinamis dan paling muncul dan berbaur dengan 18Followers, 31 Following, 0 Posts - See Instagram photos and videos from Laisa Kamislihi Syaiun (@laela8532) LaisaKamislihi Syaiun Ardi Kafha November 03, 2021. Suatu waktu Aisyah bermanja di hadapan Muhammad Saw. Ia minum dan kemudian diletakkanlah gelas tersebut di atas meja. Lantas Nabi Saw. mengambil gelas itu dan menyeruput tepat di bekas bibir Aisyah. DalamPembukaan UUD. 1945 menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa", bukan atas berkat rahmat tuhan lain selain Dia. Dan dalam pasal 9 UUD. Presiden harus bersumpah "Demi Allah", bukan demi tuhan selain Dia. Artinya "Ini adalah lembaran-lembaran yang berisi topik-topik ushul fikih" (Al-Waraqat, hlm 7) kitab ini adalah pembahasan ushul fikih saja. Tepatnya ushul fikih mazhab Asy-Syafi'i. Majaz dengan tambahan seperti firman Allah "laisa kamislihi syaiun" (tidak ada sesuatu apapun yang menyamai Allah) Artinya "Katakan (wahai Muhammad) aku berlindung kepada Tuhannya manusia. Dzat yang memiliki semua manusia. Tuhan seluruh manusia. Dari kejelekan godaan syetan yang membisikkan kebimbangan di hati manusia, dari golongan jin dan manusia" (Q.S. an-Nas). "Laisa kamislihi syaiun - Ia (Allah) tidak serupa dengan apapun" Merekaini tak pernah sadar bahwa kalau artinya demikian, maka tak ada istimewanya Allah dengan perkataan Laisa kamitslihi syai'un itu. Bukankah banyak sekali bentuk fisik yang unik tak ada duanya di seluruh penjuru semesta. Coba saja anda buat coretan acak di atas kertas, maka itu akan jadi coretan unik yang takkan anda temui di mana pun Artinya: Tidak Sah Sholat-Nya Kalau Tidak Hadir Hatinya (Qalbunya) "LAYASUL SHOLAT ILLA BIN MA'RIFATULLAH" Ruhku yang MENYEMBAH ALLAH DZAT WAJIBUL WUJUD - WUJUDUL MUKHDO Maha Suci, yang BERDIRI PADA SIFAT "LAISA KAMISLIHI SYAIUN" DidalamIslam tuhan mempunyai sifat laisa kamislihi syaiun yang artinya berbeda dengan makhluknya. Jika berbeda dengan makluknya maka tuhan itu transcendent yang tidak dapat dijangkau oleh manusia. Dan pada waktu Tuhan berbicara dengan makhluknya maka kalam tuhan tersebut secara otomatis tidak akan sama dengan kalam manusia. Kemudian Z9W8tm. Makna Laisa Kamitslihi Syai’un MAKNA LAISA KAMITSLIHI SYAI'UN Oleh Abdul Wahab Ahmad Dalam al-Qur’an, ada satu ayat yang menjadi kunci utama dalam memahami seluruh ayat atau hadis terkait sifat Allah. Ayat itu adalah لَیۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَیۡءࣱۖ وَهُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ "Tiada satu pun yang sama dengan Allah. Dan, Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" [Surat Asy-Syura 11] Semua pengkaji akidah tahu ayat itu, tapi tak semuanya tahu apa makna sebenarnya dari ayat tersebut. Mereka yang tak tahu maksudnya akan mengira bahwa ayat itu berarti tak ada yang bentuknya atau karakter fisiknya sama dengan Allah. Dalam benak mereka, Allah itu punya fisik hanya saja bentuk dan karakteristiknya kaifiyahnya tak mirip dengan segala bentuk fisik yang lain atau jismun la kal ajsam. Mereka mengira bahwa Allah punya tangan yang tak sama dengan tangan kita, tangan hewan, tangan malaikat, tangan jin atau tangan robot, tapi tetap tangan secara fisik. Demikian punya dengan wajah, mata, kaki dan lainnya hanya berbeda kaifiyahnya saja, tapi tetap organ fisik. Mereka inilah yang disebut para ulama sebagai mujassimah dan musyabbihah. Mereka ini tak pernah sadar bahwa kalau artinya demikian, maka tak ada istimewanya Allah dengan perkataan Laisa kamitslihi syai'un itu. Bukankah banyak sekali bentuk fisik yang unik tak ada duanya di seluruh penjuru semesta. Coba saja anda buat coretan acak di atas kertas, maka itu akan jadi coretan unik yang takkan anda temui di mana pun, sampai ke akhirat pun takkan menemukan yang sama dengan itu kecuali kalau difoto-copy, hehe. Coba anda buat bentuk abstrak dari tanah liat, atau bayangkan makhluk rekaan dalam kepala anda, maka hasilnya adalah sesuatu yang unik takkan mungkin sama dengan lainnya. Bahkan, tubuh manusia pun unik takkan ada yang sama persis kaifiyahnya di seluruh penjuru semesta ini. Hitung saja rambutnya atau scan sidik jari dan retinanya kalau tak percaya. Dalam makna ini, maka sebagai manusia anda bisa berkata "laisa kamitsli syai'un" tak ada yang satu pun yang sama denganku dan itu betul. Teman, saudara, dan siapa pun bisa berkata seperti itu juga dan itu semua betul. Lalu apa spesialnya Allah berkata seperti itu di ayat di atas? Kalau maknanya hanya seperti di atas tadi, hanya tidak ada ada yang sama dalam hal bentuk dan karakteristiknya kaifiyahnya dengan Allah, maka tak ada yang spesial bagi Allah sebab yang lain juga bisa berkata yang sama. Akan tetapi, para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah Asy'ariyah-Maturidiyah tidak demikian memahami ayat di atas. Makna ayat itu adalah Allah benar-benar berbeda secara mutlak, tak ada yang sama dari aspek mana pun, tak ada bandingannya yang otomatis tak ada jenis kategorisnya dan tak bisa diukur. Bila seluruh alam dunia terdiri dari jauhar entitas tunggal terkecil yang terdiri dari satu unsur, jisim entitas yang terdiri beberapa unsur dan aradl aksiden, maka Allah bukan jauhar, jisim atau aradl. Artinya bila mau bertele-tele, maka kita katakan bahwa Allah bukan zat cair, zat padat, zat gas, energi, partikel, massa, volume, ruang, warna, gerakan, atau apapun yang mampu dikenal atau dibayangkan manusia. Lalu apa Allah itu kalau bukan semua hal? Allah ya Allah, titik. Dengan makna ini, maka apa bedanya Allah dengan yang lain? Jawabannya adalah berbeda dalam semua hal dan hanya Allah satu-satunya yang berbeda dengan cara seperti ini. Adapun selain Allah, paling banter hanya beda kaifiyah bentuk atau karakteristik saja, bukan beda dalam level hakikat. Semoga bermanfaat Abdul Wahab Ahmad 14 Januari pukul